Coldness On The Soul






Coldness On The Soul
"Your hazel green tint eyes watching every move I make..."

Denting piano mengiringi suara merdu lelaki di video itu. Dengan lincah jari - jarinya melangkah dari satu tuts ke tuts yang lain.

"And that feeling of doubt, it's erased..."

Tak jauh darinya, sepintas terlihat seorang gadis duduk menikmati permainan itu sambil menatap lurus si lelaki.

DING!

"Eh? Kok berhenti?" tanya si gadis.

"Hehe, lupa chord lanjutannya." sang lelaki menjawab sambil tertawa kecil.

"Tumben? Padahal udah hafal luar kepala, kan?"

"Ya gimana lagi, siapa juga yang bakal fokus kalo kamu liatinnya kayak gitu." canda sang lelaki. "Di videoin dari depan, pula."

"Ah, bisaan aja kamu. Nggak bosen direkam dari belakang mulu? Sini, sini. Kudeketin kameranya." tampak si gadis mengambil kamera dari tripodnya lalu fokus kamera menyorot muka sang lelaki.

"Apaan sih, malu tau! Jerawatku kelihatan, nih!"

"Nggak papa, nggak papa." si gadis semakin mendekatkan kameranya, bermaksud menggoda.

"Sip! Keambil nih wajah jeleknya. Ku upload ke akun YouT*be kamu, ya!"

"Heh! Siniin!!"

Sorot kamera menjadi tidak karuan, karena si pembawa sibuk berlari sambil tertawa.

----

Video itu berakhir. Jaka, lelaki yang menontonnya tersenyum getir. Entah sudah berapa kali diputarnya video pendek itu.

"Ra, kapan kamu bangun?" tanya Jaka lembut pada sosok gadis di video, yang kini terbaring di single bed khas rumah sakit.

"Udah hampir setahun loh, aku nggak denger kamu ngomong. Nggak liat kamu ketawa. Bangun, dong. Mimpiin apa, sih?"

Tentu saja yang ditanya tidak menjawab. Kecelakaan lalu lintas yang ia alami merenggut kesadarannya selama berbulan - bulan.

Jaka menghela nafas panjang, kemudian meminum obatnya. Obat penenang yang membantu melupakan masalah hidupnya.

Aku pun menghampirinya perlahan.

"Berat, bukankah begitu?" sapaku. Jujur, aku menantikan momen ini sejak beberapa bulan terakhir.

"Si- siapa kau?!" tanyanya sinis. Ia terlihat sedikit terkejut melihat wujudku yang berpakaian serba hitam.

"Kau... Grim Reaper?!"

"Bukan, dasar tidak sopan!" aku menggerutu. Ini bukan pertama kalinya aku disangka makhluk pencabut nyawa amatiran itu.

"Lalu, kenapa kau kemari? Pergi! Jangan ganggu kami!" sepertinya Jaka masih menganggapku Grim Reaper.

"Jaka, Jaka.." aku geleng - geleng kepala sambil tersenyum. "Dinginkan sedikit kepalamu."

"Kau.. ingin Dara cepat sadar, kan?" Benar saja, mendengar aku menyebut nama gadis tercintanya mimik wajahnya segera berubah.

"Apa maksudmu? Tentu saja!" ia terlihat lebih garang.

"Hei, santai. Apa kau ingin melakukan sebuah perjanjian denganku?"

Jaka mengernyitkan dahi.

"Perjanjian?"

"Benar. Kau tahu, kau boleh menyebutku setan, iblis, atau apalah itu. Aku bisa membuat Dara siuman dan hidup normal lagi." kataku enteng.

"Be- benarkah itu?" Melihat raut muka Jaka yang seperti anak kecil, aku kembali tersenyum.

"Tentu, hal seperti itu mudah bagiku. Asal.." Jaka diam, menunggu lanjutan kalimatku.

"Kau tahu aturan 'mata dibalas mata, nyawa dibayar nyawa'?"

Mendengar kata - kataku, Jaka terhenyak.

"Nah, kau pasti tahu arah pembicaraan kita."

"Berikan satu nyawa untukku, akan kukembalikan Dara padamu." lanjutku.

"Tapi, siapa? Mana mungkin aku membu-- Ah, aku pasti sudah gila."

"Percaya atau tidak, itu urusanmu. Aku hanya menawarkan." Aku pergi, meninggalkan Jaka dengan tatapan kosongnya.

Sebenarnya, tanpa diberitahu pun aku yakin dia akan menerima tawaranku. Karena aku tahu satu orang yang ia benci, dan tentu saja ingin ia bunuh.

-----

"Kau yakin?" tanyaku.

"Tentu. Untuk Dara, apapun kulakukan."

Huh. Munafik.

"Yak, selesai." Ia telah menyiapkan alat membunuh dengan rapih.

"Kau yakin kau tak akan menyesal?" tanyaku sekali lagi. Untuk kali ini, dia berpikir sejenak.

"Ya. Lagipula, tak ada pilihan lain bagiku, bukan?" Jaka tersenyum. Tersirat keikhlasan dalam senyumnya. Baiklah, sepertinya kali ini pun aku tak salah langkah.

"Baiklah, terserah padamu."

"Oke. Jika Dara sadar, salamkan untukku ya. Aku menyayanginya."

Aku tak menjawab. Mana mungkin aku melakukannya.

Kulihat ia menghela nafas, kemudian memantapkan hati. Haha, seperti mau olahraga saja.

Tanpa ragu ia memasukkan kepalanya ke lingkaran tali itu, dan Voila! Aku melihat pemandangan itu lagi. Ia menggeliat, meronta sambil memegangi tali yang membatasi tenggorokannya, sampai akhirnya ia menyerah. Tubuhnya lemas tiba - tiba.

Klise.

Benar, orang yang ia benci adalah dirinya sendiri.

-----

"Eh, Jeng, udah denger beritanya, belum?" kalimat bernada gosip seorang perawat yang sudah berumur memulai pembicaraan di ruang perawat sore itu.

"Berita apa, Mbak?" perawat yang lebih muda menanggapi.

"Tau cowok yang nungguin pasien koma di bangsal 5, nggak? Dia gantung diri!"

"Oh, iya Mbak, tadi udah dikasih tau sama Mbak Lilis yang jaga pagi." jawab perawat muda. "Kasihan, ya. Padahal masih muda."

"Makanya. Terus ada lagi." si perawat tua semakin bersemangat. "Katanya, kemarin pas si Lilis mau injeksi ke pasien koma itu, dia ngeliat cowok itu ngomong sendiri!"

"Eh, masa' sih?"

"Nah, belum tahu kaan?" katanya berbangga hati, merasa ia sumber informasi yang up-to-date. "Dia kayaknya overdosis obat penenang, deh. Halusinasi gitu. Dia depresi, sering ke poli jiwa sini juga. Tiap hari bisa sampe lima Alprazolam dia telan. Belum lagi obat lain." jelasnya.

"Ngeri juga, ya. Wajar sih, udah hampir setahun pacarnya koma. Gak ada tanda - tanda dia bakal sadar. Statis mulu catatan medisnya." iba si perawat muda. "Oh iya, kabar pasien itu gimana, Mbak?"

"Ah, ini masih ngerjain statusnya." sang perawat tua baru ingat tugasnya. "Semua alat bantu hidupnya bakal dicopot. Keluarga pasien sendiri yang minta. Mereka udah nggak kuat ngebiayain. Udah ikhlas, kayaknya."

"Iyakah? Innalillahi wainnalillahi raji'uun. Kasian, ya. Jadi kayak Romeo Juliet."

"Udah ah, gak baik ngomongin orang yang udah meninggal. Mending sini deh bantu ngerjain."

"Lah, padahal Mbak tadi yang duluan." gerutu si perawat muda.

------

Bukan, ini bukan ulahku. Aku tidak mengkhianati perjanjian kami. Sejak awal, perjanjian itu tidak ada.

Aku bukan setan, atau iblis seperti yang kalian sangka. Aku tidak jahat. Aku bukanlah karakter antagonis di sini.

Aku hanya membantu mereka yang ingin mengakhiri hidupnya, namun belum yakin secara psikis. Aku hafal betul, mereka pasti beranggapan bunuh diri merupakan satu - satunya jalan keluar, namun belum berani mengambil tindakan.

Jaka, contohnya. Sudah lama aku mengamatinya. Dia selalu mencari - cari alasan. Ia tak mau mati sia - sia. Karenanya, kubantu menemukan alasannya hingga ia menemui ajal. Dara hanyalah kamuflase, agar ia bisa mati dengan tenang. Beranggapan bahwa ia telah 'berguna' untuk Dara, padahal tidak.

Ia egois, hanya peduli pada dirinya sendiri. Ia tak memikirkan kesedihan keluarga dan teman - teman yang ia tinggalkan. Penderitaannya yang ia kira berakhir hanya memulai penderitaan baru orang lain.

Baiklah. Tugasku selesai.

Aku mulai mengabur, dan akan berwujud kembali setelah menemukan orang yang putus asa lainnya. Akan kubantu mengakhiri dilema mereka. Akan kutuntun mereka pada kematian yang menenangkan.

Suatu saat, mereka bisa jadi adalah sahabatmu, keluargamu, atau bahkan dirimu sendiri. Jika mereka orang terdekatmu, dengarkan cerita dan keluhan mereka. Hibur dan besarkan hati mereka. Jika dia adalah dirimu sendiri, jangan mengurung diri. Terbukalah pada orang lain, cari solusinya bersama - sama. Tetap usahakan yang terbaik.

Karena setelah bertemu denganku, kalian mungkin tak punya kesempatan lagi.


Postingan terkait:

3 Tanggapan untuk "Coldness On The Soul"

  1. DOWNLOAD SEKARANG JUGA, ADA YANG BARU DAN TERBAIK UNTUK BISA NONTON FILM DRAMA KOREA DI SMARTPHONE, DOWNLOAD SEKARANG JUGA APLIKASI MYDRAKOR DI GOOGLEPLAY SECARA GRATIS, DRAMA TERBARU DAN TERLENGKAP.

    https://play.google.com/store/apps/details?id=id.mydrakor.main

    https://www.inflixer.com/

    ReplyDelete
  2. Yuk Merapat Best Betting Online Hanya Di AREATOTO
    Dalam 1 Userid Dapat Bermain Semua Permainan
    Yang Ada :
    TARUHAN BOLA - LIVE CASINO - SABUNG AYAM - TOGEL ONLINE ( Tanpa Batas Invest )
    Sekedar Nonton Bola ,
    Jika Tidak Pasang Taruhan , Mana Seru , Pasangkan Taruhan Anda Di areatoto
    Minimal Deposit Rp 20.000 Dan Withdraw Rp.50.000
    Proses Deposit Dan Withdraw ( EXPRES ) Super Cepat
    Anda Akan Di Layani Dengan Customer Service Yang Ramah
    Website Online 24Jam/Setiap Hariny

    ReplyDelete
  3. kelinci99
    Togel Online Terpercaya Dan Games Laiinnya Live Casino.
    HOT PROMO NEW MEMBER FREECHIPS 5ribu !!
    NEXT DEPOSIT 50ribu FREECHIPS 5RB !!
    Ada Bagi2 Freechips Untuk New Member + Bonus Depositnya Loh ,
    Yuk Daftarkan Sekarang Mumpung Ada Freechips Setiap Harinya
    segera daftar dan bermain ya selain Togel ad juga Games Online Betting lain nya ,
    yang bisa di mainkan dgn 1 userid saja .
    yukk daftar di www.kelinci99.casino

    ReplyDelete